Langsung ke konten utama

The Beautiful Karma

Penyesalan memang selalu berada di belakang,
Melukai begitu hebat tanpa ampun,
Dan tertawa bahagia melihatku tertunduk.
Kamu,
Adalah penyesalanku yang paling hebat.
Di saat dulu kamu mendekatiku tanpa lelah,
Aku dengan brengseknya menyuruhmu berhenti.
Dan ketika kamu berhenti,
Ketika kamu mulai lelah,
Ketika kamu mulai untuk menyerah,
Di saat kamu sudah tertawa dengan pemeran lain,
Di saat kamu mulai mengobati luka yang kubuat,
Aku mulai melihatmu,
Aku mulai menyadari bahwa kamu menarik,
Aku mulai mengakui bahwa aku jatuh cinta.
Brengsek memang menjadi nama tengahku,
Tapi, bagiku kamu adalah yang utama.
Biarkan aku hanya menatapmu dari belakang,
Menjadi pahlawanmu di belakang,
Menjadi yang paling berguna,
Menjadi pahlawan kesiangan hanya untuk menjagamu.
Biarkan aku menikmati karma yang kubuat sendiri.
Kamu tak perlu berubah,
Biarlah kamu tetap menjadi kamu,
Biarlah kamu tetap bersamanya,
Aku tak mungkin setega itu untuk menghancurkan hati orang sekali lagi.
Biarlah hatiku yang hancur,
Biarlah aku mencintaimu dengan caraku,
Sampai nanti waktunya pas,
Sampai nanti aku pantas untukmu,
Sampai nanti semesta mendukung kita untuk bersama.
Dan saat waktu itu tiba,
Percayalah, bahwa aku tak akan melepaskanmu,
Percayalah, bahwa kamu milikku,
Hanya untukku.





Mendadak bisa nulis ini karena kemarin sempet baca ulang ceritanya Nagra. Sangking kangennya sama Nagra banget. Dan emang Nagra ini salah satu karakter yang aku harepin banget muncul di dunia nyata wkwk, sikapnya dia itu merepet ke tipe cowok yang aku sukai di dunia nyata. Nagra itu nakal, tapi nakal yang beneran nakal wajarnya anak remaja, yang meskipun nakal dia tetep inget sholat, gimana bisa nggak suka coba kalo dia mentingin sholat gitu? :") Dan emang cowok yang selalu inget sholat itu selalu punya nilai plus sendiri di mataku sih. Duh, kok jadi curhat sih wkwk. Yah, intinya tulisan ini dari sudut pandang seorang Nagra Sahendra.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review : Tujuh Hari untuk Keshia

Tujuh Hari untuk Keshia. Adalah novel kesekian karya seorang Inggrid Sonya yang aku baca bahkan sejak cerita itu masih di Wattpad. Cerita yang mungkin bagi sebagian orang sad ending, namun bagiku cerita ini termasuk dalam kategori happy ending dan ending yang masuk akal. Kenapa gitu? Yaaa, karena pada endingnya, setiap tokoh dapat mengikhlaskan dengan tulus, dapat kembali lagi menjalani aktifitasnya. Dan masih tetap mencintai sosok Sadewa tanpa harus terpuruk lebih jauh lagi. Setiap tokoh sudah menemukan bahagianya masing-masing tanpa harus melupakan Sadewa. Happy ending bukan? Untuk perbedaan versi wattpad dan buku, jujur aku lebih suka versi wattpad hehehe. Abang Riverku banyak part di versi wattpad, dan berkat versi wattpad ini juga aku sehalu itu sama River sampe-sampe dulu kalo bingung mau curhat ke siapa, aku nulis curhatanku dan bikin seolah olah aku ngobrol sama River. Sehalu itu memang. Tapi, jujur kalo buat masalah jalan cerita, penokohan, dan kesan ajaib dari cerita ini...

Aku Masih Menulis...

Aku masih menulis, Menulis tentang masa-masa yang telah aku tinggal jauh di belakang, Masih berangan tentang mawar yang aku usahakan untukmu, Masih berangan tentang binar matamu yang aku pikir hanya untukku kala itu, Masih berangan tentang bercerita di depan api unggun yang kamu nyalakan musim dingin itu. Aku masih menulis, Menulis tentang sinar pancaran matamu saat kamu bercerita, Menulis tentang indah garis lengkung bibirmu saat kamu tersenyum, Menulis tentang merdu suara tawamu saat kamu tertawa. Aku masih menulis, Menulis tentang kemungkinan-kemungkinan dunia paralel yang kamu ceritakan itu benar adanya, Menulis tentang kemungkinan di dunia paralel itu kita sedang mewujudkan impian-impian kita, Menulis tentang kemungkinan di dunia paralel itu kita saling bergerak tanpa ada rasa takut. Aku masih menulis, Menguatkan ingatanku yang mulai memburam tentang apa-apa tentangmu, Menguatkan bayangmu yang perlahan mulai menghilang, Menguatkan kisah-kisah yang kita pernah bakar h...

Tentang Aku dan Kamu

Teruntuk sang kekasih, Kamu mungkin nanti tak akan melihatku bingung memilih satu baju dengan baju lainnya, atau satu tas dengan tas lainnya. Tapi, kamu akan menemukanku bingung antara satu judul buku dengan judul lainnya. Memilih buku dari penulis favoritku atau buku dengan sinopsis yang menarik hatiku. Kamu mungkin tak akan melihatku bersemangat mendatangi konser salah satu grup idolaku, karena kamu dan aku sama-sama tahu bahwa orang tuaku tak akan merestui. Tapi, kamu akan melihatku bersemangat dengan talkshow dari salah satu penulis favoritku, penulis-penulis hebat yang melahirkan banyak karakter yang membuatku mencinta. Kamu mungkin tak akan melihatku bersemangat memasuki pusat perbelanjaan. Karena tempat itu selalu sukses membuatku lelah terlebih dahulu. Tapi, kamu mungkin akan melihatku tak pernah lelah untuk berjalan sepanjang jalan malioboro, menikmati perjalanan jauh untuk mencapai pantai yang tenang, atau bahkan mengelilingi kota Jogja. Kamu mungkin akan menemu...