Biarkan aku mengungkapkan kejujuran ini dengan kebohongan,
Kebohongan yang membuatku dapat mengungkapkan semua yang kurasa,
Bodoh?
Ya.
Brengsek?
Sudah menjadi nama tengahku.
Tapi, harus dengan apa aku mengungkapkan tanpa harus merasa kalah?
Jelaskan bagaimana aku harus merubah tanpa merasa beda?
Bukankah lebih baik aku menyakiti seseorang yang lain asal bukan egoku dan kamu?
Biarlah aku yang hitam,
Asal kamu tetap memandangku putih.
Biarlah aku mengambil semua resiko,
Asal kamu tetap dalam dekapanku.
Jika aku harus memilih beberapa pilihan berat,
Aku akan memilih apa saja,
Asal tidak dengan kehilanganmu.
Mau sedikit cerita tentang puisi ini.
Kebohongan yang membuatku dapat mengungkapkan semua yang kurasa,
Bodoh?
Ya.
Brengsek?
Sudah menjadi nama tengahku.
Tapi, harus dengan apa aku mengungkapkan tanpa harus merasa kalah?
Jelaskan bagaimana aku harus merubah tanpa merasa beda?
Bukankah lebih baik aku menyakiti seseorang yang lain asal bukan egoku dan kamu?
Biarlah aku yang hitam,
Asal kamu tetap memandangku putih.
Biarlah aku mengambil semua resiko,
Asal kamu tetap dalam dekapanku.
Jika aku harus memilih beberapa pilihan berat,
Aku akan memilih apa saja,
Asal tidak dengan kehilanganmu.
Mau sedikit cerita tentang puisi ini.
Jadi, aku lagi ngikutin cerita di Wattpad judulnya SayHi! Dan di sana aku suka salah satu karakter yang namanya Ervan. Jadi, puisi ini terinspirasi dari dia banget. Puisi ini adalah sudut pandang si Ervan :)
Komentar
Posting Komentar