Aku merasa bahwa diriku egois dan sombong, terlalu mudah untuk menggampangkan sesuatu, dan terlampau sering meremehkan sesuatu. Mungkin itu sebabnya aku mendapatkan teguran dengan menurunnya nilaiku dengan jarak yang lumayan jauh. Sedih? Untuk kategori anak yang tak pernah mau kalah, jelas iya. Tapi, di sisi lain, aku sadar bahwa semester kemarin aku tak serius dalam menjalankan kuliahku. Meskipun temanku berkata "Semales-malesnya kamu, kamu tetep masuk kuliah kan?", aku tetap merasa bahwa tidak serius di dalam kelas adalah sesuatu yang fatal.
Semua ketakutan dan kekhawatiranku menjadi kenyataan, nilaiku terjun bebas, namun tetap ada banyak hal yang patut aku syukuri, yakni aku tak mendapatkan mata kuliah yang diharuskan untuk mengulang. Poin penting lainnya adalah aku dapat memarahi diriku sendiri untuk berubah menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya. Selain itu, di semester ini aku mengalami satu perubahan yang luar biasa dalam diriku sendiri, perubahan yang mungkin akan selalu aku lakukan untuk terus menjadi manusia yang lebih baik di hadapan Allah SWT.
Reaksiku saat mengetahui nilaiku terjun bebas adalah sakit. Dan ketika nilai itu keluar, aku sedang berkumpul bersama teman-temanku jaman SMP. Aku harus tersenyum dan berpura seolah tak ada apa-apa yang terjadi. Susah? Tidak, aku sudah teramat sering melakukannya. Jadi, melakukannya sekali lagi bukanlah suatu hal yang sulit.
Aku baru berani memberitahu orang tuaku beberapa hari setelahnya. Aku meminta maaf karena nilaiku yang turun. Mereka tidak memarahiku, karena mereka tahu aku anak yang cukup sensitif, yang ketika aku benar-benar terlalu memikirkan sesuatu maka aku akan jatuh sakit. Mereka tak pernah lagi memprotesku masalah nilai sejak aku pernah jatuh sakit waktu masih berada di masa putih merah, di mana saat itu ayah menginginkan aku untuk menjadi peringkat pertama, dan ketika ujian aku tumbang, yang membuat peringkatku terjun bebas dari peringkat kedua menjadi peringkat ke sebelas.
Meskipun aku tahu mereka tak marah, aku tetap memeluk mereka dan berkata maaf, seraya meyakinkan diri sendiri untuk dapat berusaha serius dalam semester ke depan dan mendapatkan nilai yang mampu membanggakan mereka. Meyakinkan diri sendiri untuk sebisa mungkin tak membuat orang tuaku malu.
Kecewa? Iya, aku kecewa, karena orang tuaku tak pernah melarangku dalam kesenanganku menulis apa saja, orang tuaku tak pernah melarangku untuk menyukai KPOP ataupun menonton drama, orang tuaku tak pernah melarangku membaca novel dibanding buku mata kuliah, orang tuaku tak pernah melarangku melakukan apa saja yang aku suka. Dan ketika aku tak mampu membalas semua itu, aku jelas kecewa pada diriku sendiri.
Tapi aku tidak menyesal. Semester lima ini, aku banyak mendapat pelajaran di luar mata kuliahku. Banyak juga perubahan dalam hidupku yang aku tak pernah sangka sama sekali dan anehnya aku menyukainya. Dan aku berusaha untuk tetap melakukan perubahan-perubahan kecil kearah yang lebih baik lagi.
Untuk semester enam yang akan mendatang, aku akan berusaha untuk meningkatkan kualitasku di bangku perkuliahan, aku akan berusaha untuk menyerap ilmu sebanyak-banyaknya, aku akan berusaha untuk menjadi manusia yang berkualitas lagi. Di luar bidang perkualiahan, aku akan berusaha mengasah kemampuan menulisku. Aku ingin tetap berkarya di bidang yang aku suka, membuat cerita yang dapat dinikmati banyak orang. Membagikan pikiran-pikiran liarku ke dalam suatu rangkaian kisah dalam dunia wattpad.
Komentar
Posting Komentar