Langsung ke konten utama

Review : Nagra dan Aru (Part 2)

Akhirnya, setelah sekian lama nungguin novel itu terbit, minggu kemarin, novelnya sudah terbit. Dan Alhamdulillah banget aku bisa ngikutin PO dan udah nuntasin baca sekali lagi novelnya. Antara novel dan instagram jelas ada beberapa perbedaan. Aku inget banget ada satu scene dari instagram yang nggak ada di novel. Dan versi novel ini lebih terbaru, dilihat dari beberapa drama dan webtoon yang muncul di dalamnya.

Untuk masalah yang lain, aku rasa nggak ada yang beda banget bangetlah, kecuali plot yang lebih rapi. Jujur, di waktu baca di instagram tuh ada beberapa plot hole yang bikin bingung dan ternyata dirapihin lagi di novel. Pengkarakterannya masih sama. Nagra Sahendra masih bikin aku berdebar waktu baca novelnya. Dan sekali lagi sukses bikin aku jatuh cinta sama sifatnya. Aru juga masih receh dan bikin aku ngakak. Dan seorang Igo masih menjadi second lead yang aku nggak bisa benci di dunia pernovelan.

Kalo ditanya "Worth it nggak sih baca novel itu?" Aku dengan yakin akan jawab "Worth it banget!". Novel ini emang termasuk kategori teenlit yang mungkin bagi beberapa orang sudah bisa membayangkan isinya. Tapi, seperti biasa, seorang Inggrid Sonya dan Jenny Thalia selalu berhasil nulis novel yang nggak cuma bisa dijadiin hiburan, tapi juga ada pelajaran yang bisa diambil dari setiap tokoh dalam novelnya.

Nagra Sahendra. Dari dia, kita bisa banget belajar tentang kerja keras, mimpi yang tinggi, dan berbakti kepada orang tua. Selain itu, dari dia juga bisa ambil pelajaran untuk nggak pernah benci sama orang meskipun kita nggak suka, terus juga, persahabatan dia sama Igo ini beneran keren banget. Kadang aku mikir, antara Nagra tuh baik atau begonya tingkat akut. Tapi, di dalam novel itu, aku mengerti bahwa Nagra emang orang baik yang sayang dan peduli sama orang-orang di sekitarnya. Dan dari dia juga, kita bisa ngerti bahwa kesetiaan itu mahal banget harganya, dan jangan sampe kita menyia-nyiakan kesempatan kedua. Untung yaa, Gra, kamu akhirnya bisa bareng Aru wkwkwk.

Aurora Savira. Dari dia, kita jelas bisa belajar untuk membedakan di mana waktu serius dan waktunya bercanda. Belajar untuk selalu membawa kebahagiaan untuk orang-orang di sekitar dan berteman dengan siapa aja yang memang baik dan selalu ada untuk kita. Aru juga mengerti kapan waktu untuk bertahan atau berhenti. Dia ini juga orangnya terlalu polos sampe kadang bikin geregetan sendiri yang baca. Untungnya penulisnya masih baik banget yaa, Ru, kamu akhirnya bisa bareng sama Nagra lagi wkwkwk.

Arigo Lazuardi. Seorang second lead yang dari awal penulisan di instagram nggak bisa aku benci sama sekali. Bahkan aku sempat seneng waktu akhirnya si Aru sama Igo. Suatu hal yang langka bikin aku jatuh cinta sama second lead dengan keadaan cinta segitiga, karena biasanya aku selalu naksir sama second lead kalo dianya tuh dapet pasangan sendiri dan nggak bikin masalah sama peran utama hehehe. Karakter Igo sendiri bikin aku sekilas inget Raskal, hanya beberapa part aja, karena yaa Raskal adalah Raskal dan Igo tetaplah Igo, mereka beda karakter.

Kalo di part pertama aku nggak revisi bagian endingnya, maka di sini aku akan menceritakan sedikit epilog yang ada di instagram dan ada di novel. Intinya, Nagra dan Aru kembali jatuh cinta. Dengan cinta yang lebih baru dan keadaan yang mendukung mereka. Untuk bagaimananya mereka, sepertinya penulis sepakat untuk menyerahkan kepada pembaca. Paling nggak ending novel ini nggak semenyebalkan drama Hwayugi maupun Memories of Alhambra kok hehehe. Jadi, kalo kalian penasaran, jangan lupa beli novelnya di toko buku terdekat ya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Cenat Cenut

Dulu waktu awal-awal aku jadi smesbles drama mini seri ini muncul. Dan selalu membuat 'booming' para 'Performance' *sebutan kelasku* gimana gak? orang mayoritas warganya SMASHBLAST walaupun gak dikit juga yg antis. Tapi, selalu di bikin bahan candaan, bahan debatan, dll. Cinta cenat cenut atau di singkat CCC ini waktu awal mulainya selalu di tunggu-tunggu, banyak banget anak yg update status gak sabar pengen liat drama mini seri ini. Bahkan, yang awalnya antis setelah nonton ccc beralih menjadi SMASHBLAST! Keren gak sih? Keren banget doonng :D . Dan, banyak banget yg mengikuti SM*SH maen di drama mini seri atau kalo gak gitu FTV, seolah-olah julukan SM*SH sebagai 'pioner' itu bener-bener terasa banget. Sayang, ccc cuma 13 episode, waktu episode terakhir aku sempet nangis sihh, tapi cuma bentar, toh katanya ccc 2 bakalan ada. Berbulan-bulan aku nantiin, tapi selalu dalam tahap project! Sampai pada sekitaran November ccc2 resmi tanyang pada tanggal 3 Desember 2011

Review : Tujuh Hari untuk Keshia

Tujuh Hari untuk Keshia. Adalah novel kesekian karya seorang Inggrid Sonya yang aku baca bahkan sejak cerita itu masih di Wattpad. Cerita yang mungkin bagi sebagian orang sad ending, namun bagiku cerita ini termasuk dalam kategori happy ending dan ending yang masuk akal. Kenapa gitu? Yaaa, karena pada endingnya, setiap tokoh dapat mengikhlaskan dengan tulus, dapat kembali lagi menjalani aktifitasnya. Dan masih tetap mencintai sosok Sadewa tanpa harus terpuruk lebih jauh lagi. Setiap tokoh sudah menemukan bahagianya masing-masing tanpa harus melupakan Sadewa. Happy ending bukan? Untuk perbedaan versi wattpad dan buku, jujur aku lebih suka versi wattpad hehehe. Abang Riverku banyak part di versi wattpad, dan berkat versi wattpad ini juga aku sehalu itu sama River sampe-sampe dulu kalo bingung mau curhat ke siapa, aku nulis curhatanku dan bikin seolah olah aku ngobrol sama River. Sehalu itu memang. Tapi, jujur kalo buat masalah jalan cerita, penokohan, dan kesan ajaib dari cerita ini

Aku Masih Menulis...

Aku masih menulis, Menulis tentang masa-masa yang telah aku tinggal jauh di belakang, Masih berangan tentang mawar yang aku usahakan untukmu, Masih berangan tentang binar matamu yang aku pikir hanya untukku kala itu, Masih berangan tentang bercerita di depan api unggun yang kamu nyalakan musim dingin itu. Aku masih menulis, Menulis tentang sinar pancaran matamu saat kamu bercerita, Menulis tentang indah garis lengkung bibirmu saat kamu tersenyum, Menulis tentang merdu suara tawamu saat kamu tertawa. Aku masih menulis, Menulis tentang kemungkinan-kemungkinan dunia paralel yang kamu ceritakan itu benar adanya, Menulis tentang kemungkinan di dunia paralel itu kita sedang mewujudkan impian-impian kita, Menulis tentang kemungkinan di dunia paralel itu kita saling bergerak tanpa ada rasa takut. Aku masih menulis, Menguatkan ingatanku yang mulai memburam tentang apa-apa tentangmu, Menguatkan bayangmu yang perlahan mulai menghilang, Menguatkan kisah-kisah yang kita pernah bakar h