“Kamu kapan sih berhenti tawuran?
Aku capek tau khawatir liat kamu babak belur gini” ucap Melody. Melody Ruby
Karisma. Pacarku. Satu-satunya cewek yang berhasil bikin aku jatuh cinta.
Satu-satunya cewek yang tulus sayang sama aku.
“Gapapa, biar kamu makin sayang
sama aku, sweetie” jawabku sambil tersenyum
“Kalvano Narendra! Aku ini
serius” betapa lucunya jika dia sudah mulai marah gini, aku sangat suka
menggodanya.
“Melody sayang, aku juga serius”
jawabku menggodanya lagi
“Udah deh, urusin lukamu sendiri.
Capek nasehatin kamu. Mending pulang aja!” sepertinya dia mulai ngambek, bisa
bahaya kalo aku terus-terusan menggodanya.
“Masih sakit, hunny! Temenin aku
dulu, please? Janji nggak ngegodain lagi deh” aku memasang muk termelasku,
pasti dia bakalan—
“Giliran sakit aja, baiknya minta
ampun. Kalo nggak aja, pasti aku dicuekin” umpatnya namun kembali duduk dan
mengobati lukaku. Tuh kan, dia pasti luluh sama aku.
Andaikan dia tau kalo aku
mengikuti tawuran untuk melindunginya. Menjaganya untuk selalu di dekatku. Aku
tau, mungkin ini egois. Namun, aku tau mereka yang naksir pacarku telah
memiliki pacar dan hendak memacari pacarku juga, mereka pikir mereka siapa? Aku
juga melindungi Melody-ku dari pacar-pacar mereka yang ganas. Yang dapat
meyakiti Melody-ku kapan saja. Aku tak akan biarkan itu terjadi! Melody milikku
seorang. Hanya milikku!
Ah, sudahlah! Membicarakan mereka
membuatku ingin menemui mereka dan menghajarnya kembali! Lukaku tak seberapa
parah, aku dapat melumpuhkan mereka dengan perbandingan jumlah anggota yang
sangat banyak. Anggotaku hanya empat orang, sedangkan mereka? Entahlah, mungkin
sekitar sepuluh atau belasan, like I give
a shit! Seriously, I don’t give a fuck with them! Tapi, jika mereka
berani-berani mengganggu Melody, aku bertaruh mereka akan berhadapan denganku
secara langsung.
Aku berlatih bela diri sejak aku
menginjak kelas satu di sekolah dasar. Tak heran, jika saat ini aku sudah
memakai sabuk hitam ilmu bela diri tersebut. Bahkan dulu aku bisa menghabisi
enam perampok yang mencoba mencelakai Melody.
Aku mulai berpacaran dengan
Melody ketika menginjak bangku kedua di SMA. Dia adalah adik kelasku, saat ini
aku menduduki bangku ketiga. Melody adalah cewek yang manja namun mandiri,
bingung? Jadi, dia bisa bersikap manja jika sedang menginginkan sesuatu atau
sedang bersedih dan berubah mandiri jika dia menginginkan untuk menjadi
mandiri. Aku pertama kali jatuh hati padanya saat dia membentak teman
seangkatanku melabraknya hanya karena dia dekat dengan ketua osis sekolah ini
yang tidak lain adalah kakaknya. Mereka benar-benar bodoh. Masak mereka tidak
bisa melihat kemiripan muka dan nama belakang sih?
Aku memperhatikan Melody-ku
kembali, dia sangat sabar dalam menghadapiku. Dia mampu mengerti kesibukanku
yang sedang mempersiapkan unas, dia juga tak pernah protes ataupun marah,
walaupun aku tau sebenarnya dia ingin memakiku saat ini, namun semua
dipendamnya saat melihat keadaanku yang terluka ini.
“Maaf” ucapku sambil membelai
pipinya
“Untuk?” tanyanya sambil
mengerutkan alisnya. Bingung.
“Karena terlalu sibuk dengan unas
dan kawan-kawannya, sibuk tawuran, sibuk ngurusin band acara pensi perpisahan
nanti, jadinya nggak ada waktu buat kamu” aku membelai kepalanya dan dia
tersenyum. Sangat manis. Senyuman favoritku.
“Berhentilah tawuran atau aku tak
mau bertemu lagi denganmu!” ucapnya bercanda, namun aku tau ada keseriusan
dibalik matanya. I know her so well.
“Baiklah demi Melody-ku, aku akan
berhenti untuk tawuran” janjiku padanya
Dia memelukku hangat. Tempat
favoritku. Tempat dimana aku bisa menghapuskan semua kegundahan dan masalahku.
Tempat ternyamanku saat aku sedang terluka seperti ini. Hanya dalam dekapannya.
Hanya dirinya semangatku. Melody-ku.
“Aku khawatir padamu, bodoh!
Akhir-akhir ini tenagamu hampir terkuras habis untuk kesibukan sekolah, jangan
ditambahi dengan dilain sekolah yang tidak penting. Aku takut kamu sakit” aku akan membahagiakanmu, akan ku penuhi
semua janjiku batinku.
♥
Unas telah berlalu! Yeay! Betapa senangnya diriku. Sepulang sekolah ini
aku mengajak Melody untuk kencan, hitung-hitung ngelepas kangen seminggu nggak
ketemu. Seminggu bro, seminggu! Betapa lamanya. Sebenarnya tak jadi masalah
jika dia mau menemaniku ber-chatting ria, namun dia tak membalas chat ataupun
pesanku selama seminggu, terakhir aku chattingan dengannya hanya membahas
masalah kencan hari ini.
Aku merindukan senyumnya. Aku merindukan tawanya. Aku merindukan muka
ngambeknya dia. Aku merindukan dirinya yang selalu mengeluh karena tingginya
berbanding terbalik denganku, tinggi tubuhnya hanya mencapai bawah pundakku.
Bagiku itu bukanlah suatu masalah. Dia tetap terlihat manis. Melody selalu
manis.
Aku telah sampai disalah satu pusat perbelanjaan favorit di kota ini.
Menunggu di cafe kopi favorit kita berdua. Melihat jam tangan yang melingkar di
tanganku, sepertinya aku terlalu cepat datang dari jam yang telah kita
tentukan. Sepertinya, jalan-jalan dulu enak nih daripada nungguin Cuma sambil
duduk. Bikin gelisah.
Baru saja melangkah keluar cafe, seseorang yang tak ingin aku temui
mendadak muncul di depan mataku dengan seringaian lebar yang menjijikan.
Bagiku.
“Well, suatu kesialan bertemu dengan bocah sok kuat!” ucap Gara. Aku
hanya memutar kedua bola mataku. Jengah.
“Please, don’t waste my time, sir!” sindirku sambil mencoba pergi, namun
dia menghalangi jalanku. Tahan Kalva, jangan sampai kebawa emosi. Ingat janjimu
pada Melody.
“Gimana ceritanya yaa, seorang Kalvano Narendra bisa jadi lembek gini,
bahkan dia mengingkari jadwal yang sudah dibuatnya sebelumnya”
“Bukannya gue udah bilang, gue sama temen-temen gue udah berhenti
ngikutin gituan. Jadi, permisi tuan Gara yang terhormat” aku kembali ingin
pergi namun lagi-lagi dia menghalangiku
“Gue masih dendam sama lo, lo harus jalanin kegiatan yang lo batalin
seenak jidat lo, atau nggak—“
“Atau nggak apa? Gue nggak takut anceman lo” potongku
“Cewek lo bakalan jadi korbannya” Habis sudah kesabaranku. Aku
mencengkram kerahnya dan melayang satu bogem mentah ke mulutnya. Sekali-sekali
itu mulut harus bisa diajarin sopan santun. Aku kembali memukul perutnya tepat
di ulu hatinya. Gara bangkit melawan dan memukulku. Pukulannya tak sebanding
dengan pelatih bela diriku. Aku membiarkan dia melapaskan amarahnya, setidaknya
sebelum dia kalah telak di tanganku.
Kembali melayangkn pukulan bertubi-tubi. Keadaan di sekitar sini mulai ramai
dan mengerubungiku, hanya saja satpamnya tidak ada. Bodoh. Kemana perginya
semua satpam disini? Saat lawanku telah jatuh di bawahku, aku menendang
perutnya.
“Sekali aja lo nyentuh dia. Seujung kukupun lo nyakitin dia. Lo bakalan
dapet yang lebih dari ini. Sekalipun lo bawa semua pasukan lo, gue gak takut.
Gak akan pernah takut sama lo! Jadi jangan coba-coba lo—“
“KALVA!” ucapan itu sukses membuat cengkramanku di kerah Gara berhenti.
Aku mengenal suara itu, suara yang seminggu ini aku rindukan. Fucking shit! Kenapa dia haru dateng pas
aku lagi berantem gini sih? Kalva bego! Kenapa juga pake acara kepancing sih?
Segera aku melepas kerah Gara.
“Hunny, kamu dengerin dulu. Aku bisa jelas—“
“No! It’s enough to explain what’s the problem. You’re a liar!”
“No! It’s not like what you see. I can explain this, please! Just trust
me” mohonku
“Don’t talk to me for a while!” dan dia pergi. Shit shit shit! Aku mengejarnya, terus memohon agar dia
mendengarkan penjelasanku, memohon agar dia tetap setia disisiku.
Aku menggenggam tangannya.
“Melody, please! Ini nggak seperti yang kamu bayangin, dia yang pancing
aku duluan, sweetie. Biarin aku jelasin secara rinci ke kamu, please!”
“Kamu udah janji, Kalva. Kamu udah janji nggak mau tawuran ataupun make
jalan kekerasan lagi. Tapi, apa yang aku liat barusan udah lebih dari cukup
buat jelasin semuanya” air matanya perlahan keluar. Oh please, no! Don’t cry. I don’t like to see her cry, apalagi
penyebabnya adalah diriku sendiri.
Aku memeluknya. Erat sekali. Aku bisa merasakan air matanya menempel di
kemejaku. Tak masalah jika kemejaku ini harus basah. Masalahnya adalah aku yang
membuat air mata itu terjatuh. Padahal, dulu aku berjanji untuk selalu
membuatnya bahagia dan tak aka membiarkan air matanya itu terjatuh.
Namun, saat ini penyebab utama dia menangis adalah diriku. Aku yang
nggak bisa nepatin janji ke dia. Aku yang terlalu emosian. Aku yang mudah
kepancing hanya karena kata-katanya Gara yang mungkin tidak akan terjadi. Tapi,
Hei! Siapa yang tida terpancing jika pacarnya yang terancam! Sebisa mungkin aku
akan selalu melindungi Melody.
Melody masih tak membalas pelukanku, dia masih menangis di kemejaku. Aku
melepaskan pelukan dan memegang kedua pipinya.
“Jangan nangis, maafin Kalva. Kalva tau Kalva salah, maafin Kalva yang
udah ingkar janji ke Melody, lain kali nggak bakal keulang lagi deh”
“Enggak! Aku capek dengerin janji kamu, tapi kamu jarang tepati itu.
Untuk sementara, jangan bicara sama aku dulu, jangan temui aku dulu. Sampai
kamu jengah” jawabnya yang langsung melepaskan kedua tanganku dan berlari
keluar.
Untuk saat ini, waktu bagaikan berhenti. Bumi seperti tak berputar pada
porosnya. Aku mengulang-ulang kalimat yang dia ucapkan padaku. Apakah ini
kenyataan? Aku rasa ini mimpi. Bahkan, dalam mimpi terburukku-pun aku tak pernah
kehilangannya. Terkadang, kita juga harus menyadari bahwa kenyataan tak seindah
mimpi.
♥
Sudah seminggu ini aku dan Melody perang dingin. Semua chat, sms,
telpon, bahkan mention dariku tak pernah digubrisnya. And you know what? This
is make me so crazy! Seriously! Aku mengacak rambutku kesal. Ini sudah terlalu
malam untukku tertidur, karena selesai unas aku libur dan nganggur kalo nggak
lagi latian band, aku akan tertidur pada pagi hari hingga siang. Persis kayak
kelelawar. Eh, kerenan dikit, vampir aja deh yaa.
Men-scroll twitter dari atas ke bawah, siapa tau Melody nge-tweet apaan
gitu, dia kan ratunya twitter. Aku tersenyum memikirkannya. Aku kangen kamu, Melody-ku batinku.
Refresh tweet terbaru, dan aku langsung terlonjak melihatnya. Melody nge-tweet
kalo dia lagi nggak bisa tidur. Melirik jam yang ada di depanku, sudah pukul
satu dini hari.
Aku menelponnya. Dering pertama. Dering kedua. Dering ke—
“Hmm?” gumamnya
Aku tau, semarah apapun dia ke aku, dia pasti bakal mengangkat telponku
“Nggak bisa tidur?”
“...”
“Mending sekarang kamu tiduran, taruh hape kamu di bantal sebelah
kananmu. Speaker telponnya. Aku bakalan nyanyiin kamu”
Biasanya dia bakalan langsung tidur begitu aku nyanyiin dia pake gitar
akustik kesayanganku.
I can't sleep
Everything I ever knew
Is a lie
Without you
I can't breathe
When my heart is broke in two
There's no beat
Without you
You're not gone, but you're not here
Is that's the way it seems tonight
If we could try to end these wars
I know that we can make it right
'Cause baby
Everything I ever knew
Is a lie
Without you
I can't breathe
When my heart is broke in two
There's no beat
Without you
You're not gone, but you're not here
Is that's the way it seems tonight
If we could try to end these wars
I know that we can make it right
'Cause baby
I don't wanna fight no more
I forgot what we were fightin' for
And this loneliness that's in my heart
Won't let me be apart from you
I don't wanna have to try
Girl to live without you in my life
So I'm hopin' we can start tonight
'Cause I don't wanna fight
No more
I forgot what we were fightin' for
And this loneliness that's in my heart
Won't let me be apart from you
I don't wanna have to try
Girl to live without you in my life
So I'm hopin' we can start tonight
'Cause I don't wanna fight
No more
How can I live?
When everything that I adore
And everything I'm livin' for
Girl it's in you
I can't dream
Sleepless nights have got me bad
The only dream I ever had
Is bein' with you
I know that we can make it right
It's gonna take a little time
Lets not leave ourselves with no way out
Lets not cross that line
No
When everything that I adore
And everything I'm livin' for
Girl it's in you
I can't dream
Sleepless nights have got me bad
The only dream I ever had
Is bein' with you
I know that we can make it right
It's gonna take a little time
Lets not leave ourselves with no way out
Lets not cross that line
No
I don't wanna fight no more
I forgot what we were fightin' for
And this loneliness that's in my heart
Won't let me be apart from you
I don't wanna have to try
Girl to live without you in my life
So I'm hopin' we can start tonight
'Cause I don't wanna fight
No more
I forgot what we were fightin' for
And this loneliness that's in my heart
Won't let me be apart from you
I don't wanna have to try
Girl to live without you in my life
So I'm hopin' we can start tonight
'Cause I don't wanna fight
No more
Remember that I made a vow
That I would never let you go
I meant it then, I mean it now
And I want to tell you so
That I would never let you go
I meant it then, I mean it now
And I want to tell you so
I don't wanna fight no more
(Ohh no)
I forgot what we were fightin' for
And this loneliness that's in my heart
Won't let me be apart from you
(Now I don't want to)
I don't wanna have to try
(No)
Girl to live without you in my life
(Life)
So I'm hopin' we can start tonight
(Can we start?)
'Cause I don't wanna fight
No more
(Ohh no)
I forgot what we were fightin' for
And this loneliness that's in my heart
Won't let me be apart from you
(Now I don't want to)
I don't wanna have to try
(No)
Girl to live without you in my life
(Life)
So I'm hopin' we can start tonight
(Can we start?)
'Cause I don't wanna fight
No more
I don't wanna fight no more
I forgot what we were fightin' for
(Ohh and this loneliness)
And this loneliness that's in my heart
(In my heart)
Won't let me be apart from you
(From you no)
I don't wanna have to try
(Don't wanna try)
Girl to live without you in my life
So I'm hopin' we can start tonight
(I'm hopin', I'm hopin')
'Cause I don't wanna fight
No more
I forgot what we were fightin' for
(Ohh and this loneliness)
And this loneliness that's in my heart
(In my heart)
Won't let me be apart from you
(From you no)
I don't wanna have to try
(Don't wanna try)
Girl to live without you in my life
So I'm hopin' we can start tonight
(I'm hopin', I'm hopin')
'Cause I don't wanna fight
No more
So lie
Without you
Without you
Without you
Without you
“So sweetie, I don’t
wanna fight no more..”
Aku terdiam sebentar, itu lagu yang menggambarkan tentang keadaanku saat
ini. Aku ingin mengakhiri pertengkaran antara aku dan dia. Melihat hapeku,
sambungan masih tersambung, sepertinya dia telah tertidur.
“Good night, sweetie! Have a nice dream. Maafin Kalva yaa, jangan
keseringan tidur malem kayak Kalva. Love yaa so much, hunny” setelah
mengucapkannya, aku mematikan sambungan telpon dan mulai mengikuti jejaknya
untuk tidur.
♥
Dua hari pasca aku menyanyikannya lagu dia masih mendiamkanku. Mungkin, dia
memang butuh waktu. Aku akan tetap menunggunya, seperti janjiku, aku tak akan
meninggalkannya. Karena, hanya dia satu-satunya cewek yang bisa bikin aku jatuh
cinta seperti ini. Tak peduli seberapa sakitnya harus tetap berada di
sampingnya, aku akan menahan semua rasa sakit ini.
Hari ini adalah hari pementasan sekaligus perpisahan untuk warga kelas dua
belas. Aku akan melanjutkan kuliah jurusan Manajemen dan memilih Universitas
terbaik di kota ini. Ceritanya belum siap buat Long Distance Relationship sih.
Aku telah menyiapkan lagu khusus untuk Melody-ku. Aku akan meminta maaf
lewat lagu yang akan aku nyanyikan nanti. Tak lupa, setelah acara selesai aku
akan membicarakan masalah ini lagi dengannya. Dan kali ini, dia harus
mendengarkan penjelasanku. Aku takkan membiarkannya pergi sebelum mendengarkan
penjelasanku.
Menunggu giliranku untuk tampil di depan, aku mengambil kameraku dan mulai
mem-foto siapa saja yang sedang tampil saat ini. Aku mengarahkan kameraku ke
arah penonton, aku melihat Melody dengan dress selutut berwarna tosca dengan
pita di balik punggungnya, rambutnya yang sebahu dibiarkannya tergerai. Aku
mengambil gambarnya banyak sekali, mungkin dia tak sadar saat sedang aku
potret, karena aku melihat dia lagi celingukan nyariin seseorang.
Giliranku untuk tampil. Menaruh kameraku dan mulai berjalan ke atas
panggung. Duduk di kursi yang telah disediakan panitia, sesuai permintaanku.
“Lagu ini, saya tujukan untuk seseorang yang manis disana..” pandanganku
melihat Melody “Maafin aku yang udah sempet ingkar janji, aku jan—hmm, aku akan
berusaha untuk berubah. Demi kamu”
I've never been the best at honesty,
I've made more mistakes than I can even count,
but things are gonna be so different now,
You make me wanna turn it all around.
I've made more mistakes than I can even count,
but things are gonna be so different now,
You make me wanna turn it all around.
I think of all the games that I have played,
the unsuspecting people that I've heard,
deep inside I know I don't deserve,
another chance to finally make it work.
the unsuspecting people that I've heard,
deep inside I know I don't deserve,
another chance to finally make it work.
But i'll try, to never disappoint you,
I'll try, until I get it right,
I've always been so reckless, all of my life,
but I'll try,
for you.
I'll try, until I get it right,
I've always been so reckless, all of my life,
but I'll try,
for you.
I've been the best at letting people down,
I've never been the kind of person you can trust,
but if you can give me half a chance I'll show,
how much I can fix myself for you.
I've never been the kind of person you can trust,
but if you can give me half a chance I'll show,
how much I can fix myself for you.
And i'll try, to never disappoint you,
i'll try, until i get it right,
I've always been so reckless, all of my life,
but i'll try...
i'll try, until i get it right,
I've always been so reckless, all of my life,
but i'll try...
This time I wont make up excuses (I don't wanna lose
you),
Don't give up on me and I'll prove that,
I can do this!
Don't give up on me and I'll prove that,
I can do this!
I'll try, to never disappoint you,
I'll try, until I get it right (till I get it right),
I've always been so reckless, all of my life,
but i'll try,
for you.
I'll try, until I get it right (till I get it right),
I've always been so reckless, all of my life,
but i'll try,
for you.
(Never been the best at honesty, you know that you can
never count on me, )
I'll try for you!
(but if you give me half a chance I'll show, there is nothing that I wouldn't do for you!)
I'll try for you!
I'll try for you!
(but if you give me half a chance I'll show, there is nothing that I wouldn't do for you!)
I'll try for you!
I've always been so reckless, all of my life,
but i'll try,
for you.
but i'll try,
for you.
Tepuk tangan riuh terdengar saat aku mengakhiri lagunya. Menundukkan badan
dan segera turun dari panggung. Aku harus berbicara dengan Melody. Berada di
backstage dan mulai membereskan barang-barangku saat aku merasa seseorang
tengah memelukku dari belakang. Aku hafal parfume beraroma strawberry ini. Aku
hafal tangan kecilnya yang melingkar di tubuhku. Aku hafal tubuh yang tingginya
bahkan tak sampai pundakku. Melody. Melody-ku.
Aku berbalik badan dan melihatnya. Sepertinya bukan tempat yang pas untuk
membicarakan masalah kita di sini, terlalu banyak orang yang nantinya akan ikut
campur, dan juga masih ada guru di sini. Bagaimanapun aku masih memiliki sopan
santun, okay!
Menuntunnya untuk ke dalam mobil dan berencana untuk mengajaknya ke suatu
tempat. Tempat yang pas untuk membicarakan masalah ini. Tempat Favoritku. Dan
aku yakin, Melody akan menyukai tempatnya juga.
♥
Pantai. Tempat yang menenangkan. Tempat terbit dan tenggelamnya
matahari. Suara deburan ombak yang aku sukai menyambut kedatanganku dengan
Melody. Aku melirik sekilas ke arahnya dan tersenyum saat aku melihat binar
bahagia menyentuh matanya. Aku dan Melody sama-sama butuh kepala dingin saat
akan menyelesaikan masalah, oleh karena itu aku mengajaknya ke pantai
favoritku. Tempatnya kali ini lumayan sepi, membuatku dengan leluasa menikmati
pemandangan pantai ini.
Menggenggam tangannya dan mengajaknya duduk di atas hamparan pasir putih
yang luas. Aku dan dia sama-sama terdiam, tak ada yang mengeluarkan suara. Aku
memandang tangan kami yang saling bertautan. Aku sungguh merindukannya.
Kulihat, dia masih berdiam diri. Mungkin, aku yang harus memulai pembicaraan.
“Waktu itu, nggak sengaja ketemu Gara. Dia masih nggak terima soalnya
aku membatalkan tawuran antar kelompokku dan kelompoknya. Aku sudah menolaknya,
sweetie. Aku tak bohong padamu. Hanya saja, saat dia mengancam akan
membahayakanmu, aku terpancing. Aku marah. Aku nggak terima kalo sampe kamu
disakitin sama dia. Berusaha lindungin kamu dari mereka, taunya aku sendiri
yang bikin kamu nangis. Begonya diriku”
Melody langsung memelukku. Aku merasakan kehangatan. Aku merindukan
pelukan ini. Aku merindukan senyumannya. Aku merindukan dirinya. Semua tentang
Melody. Aku membalas pelukan Melody dan mendekapnya erat di dadaku, menghirup
aroma tubuhnya sebanyak mungkin, mengisi paru-paruku yang kosong, setelahnya
aku merasakan paru-paruku terisi. Aku merasakan detak jantungku berdetak
kembali. Dan, aku merasakan darah mengalir deras di dalam tubuhku.
“Maafin Melody. Harusnya, Melody dengerin penjelasannya Kalva dulu,
waktu itu Melody kepancing emosi juga, sampe-sampe tak mau mendengarkan apa
kata Kalva kemarin”
“Kalva gapapa, asalkan Melody mau maafin Kalva. Melody mau kan maafin
Kalva?” dan dia menjawab denga anggukan.
“Makasih buat lagunya ya Kalva. Melody suka denger Kalva nyanyi
dibanding harus ngeliat Kalva babak belur gara-gara berantem ataupun tawuran”
aku membelai rambutnya perlahan.
“Kalva cinta Melody” ucapku sambil mencium puncak kepalanya
“Melody juga cinta Kalva” jawabnya sambil mendekapku erat
Jika kita telah mendapatkan cinta kita, janganlah pernah kau biarkan
pergi. Bertahanlah. Jangan sembarangan membuat janji jika tak sanggup untuk
menepatinya. Dan jika sudah berjanji, jangan pernah sekalipun untuk
melanggarnya. Satu lagi, sebuah hubungan akan berhasil jika kedua pihak saling
memiliki rasa percaya dan keinginan untuk bersama sekalipun sedang dalam
keadaan marah ataupun bosan.
I Heart You, Melody Ruby
Karisma!
Komentar
Posting Komentar