Langsung ke konten utama

Our Story♥



Aku tak tau bagaimana awalnya kita berdekatan, yang aku tau, aku hanya satu kelas denganmu, Ray. Ya, Ray Pratama adalah namamu. Keadaanlah yang membuatku dan dirimu semakin dekat. Pertengahan semester aku bisa dekat dengan dirimu, kita sering meluangkan waktu untuk ber-chatting-ria hingga malam. Ketika itu, aku ingat kita masuk sekolah pada siang hari, dan aku sendirian di rumah. Bagaimanapun, aku benci keadaan dimana aku sendiri, dan kau bersama Jo dan Kevin menemaniku dirumah. Begitu seterusnya hingga pada saat satu hari sebelum ulangan tengah semester berakhir, kau menulis kata-kata yang membuatku kaget dan tercengang dalam chatmu.
“Aku mencintaimu, Vi hehe”
Mungkin dirimu bercanda, dan aku terus membalas dengan nada tidak percaya, sampai akhirnya kau bertanya bagaimana caranya agar aku percaya pada pernyataannya barusan, dan aku ingin kamu mengatakannya langsung di depanku, tanpa perantara. Aku ingin mendengarnya dari mulutmu sendiri. Besoknya, ketika kita sedang bermain di rumah teman kita, kau mengajakku untuk pergi berdua. Aku menurutinya, tak kusangka di tengah perjalanan, kamu berhenti.
“Sekarangkah waktunya?” tanyamu saat itu
“Waktunya untuk apa?” tanyaku bingung
“Aku mencintaimu, Viona Raihanun. Aku ingin kau menjadi pendamping hatiku, aku ingin kau selalu disisiku dan menemaniku menulis drama kehidupan disetiap hariku. Maukah kau?”
“Apa kamu serius dengan semua ucapanmu?”
“Ya, tentu saja aku serius”
“Baiklah, iya”
Ya, disitulah dimana kisah tentang kita dimulai. Di penghujung akhir bulan Maret, yakni pada tanggal 26 Maret 2013. Dimana aku dan kamu bersatu menjadi kita. Dimana kejujuran, kepercayaan, dan kesetiaan yang menjadi kunci berapa lama kita akan bersama. Dimana penyatuan dua pikiran menjadi satu untuk membentuk suatu cerita yang sama.
Mulai dari sinilah aku dan kamu menjadi lebih dekat lagi. Teman-teman kita yang sebelumnya belum mengetahuipun akhirnya mengetahui, dan itu membuat heboh satu kelas, entahlah mengapa mereka heboh mengetahui kita bersatu. Kamu terlihat salah tingkah dan hanya berani terdiam disisiku sambil sedikit curi-curi pandang, dan itu membuatmu terlihat lucu.
Kelas kita mendapat tugas untuk mengisi festival di sekolah kita dengan membuat mading bertemakan Inggris. Saat mengerjakannya, kamu selalu menjemputku dan mengantarkanku, padahal aku selalu menolak, karena jarak antara rumahku dan rumahmu jauh, aku kasihan padamu, namun, kamu selalu memarahiku jika aku tak mau dijemput olehmu.
Saat berada di rumah teman kita itu, untuk pertama kalinya kamu berani menggenggam erat jemariku, menautkan jari-jariku di sela-sela jari-jarimu. Untuk saat itu, aku harap kamu tak mendengar suara detak jantungku yang berdetak seribu kali lebih cepat dari sebelumnya, kalo kemarin kamu yang dilanda salting, kini akulah yang dilanda salting.
Teman kita tak ada yang mau diajak mencari makanan ketika aku sedang dilanda kelaparan, dan dirimulah yang menemaniku membeli batagor di pinggir jalan, padahal aku tau kalau saat itu kau sedang tidak kelaparan dan baru saja menginjakkan kaki di rumah teman kita. Bagaimanapun, kamu adalah orang yang keras kepala bukan? Aku memaksamu untuk ikut makan bersamaku namun, kamu selalu menolak dengan kata-kata yang halus dan mesra di telingaku.
Liburan semester kamu ngajakin aku nonton untuk pertama kalinya, namun, tak hanya berdua, melainkan bersama teman-teman kita. Entah, mungkin kita punya pemikiran yang sama atau gimana, namun bersama teman-teman dan pacar terasa lebih baik daripada hanya berdua.
“Duh, mengapa sedingin ini? Tak seperti biasanya” ujarku mengeluhkan keadaan dingin yang menyerangku.
Kamu langsung menggenggam erat jemariku dan memasukkan tangan kita kedalam jaketmu. Saat aku sudah nyaman dengan keadaan kita yang seperti itu, kamu melepaskan tautan tangan kita, dan itu sukses membuat konsentrasiku menonton film itu terpecah, aku menatap kearahmu. Kamu melepaskan jaketmu dan memberikannya padaku.
“Lho? Nanti kalau kamu kedinginan gimana?” tanyaku
“Asalkan kamu gak kedinginan sayang. Lagian, aku tak merasa dingin” jawabnya sambil memakaikan jaketmu padaku.
Setelah itu, kamu menautkan kembali jemari kita yang terlepas dan lebih mendekat kepadaku.
Hari ini tepat pada tanggal 21 Mei, yaa, hari ulang tahunmu. Aku telah menyiapkan sebuah kado special untukmu, aku juga sudah berpura-pura marah padamu mulai kemarin lusa, di kelas kamu terlihat sedih dan tak semangat sekolah sama sekali, kamu selalu mencuri pandang ke arahku, dan aku selalu bersikap cuek layaknya tak ada yang terjadi. Sepulang sekolah, teman kita mengajakmu kerumahnya, yaa, ini juga bagian dari rencanaku, dan kamu berhasil di bawa oleh mereka.
Kita seolah-olah bermain seperti anak kecil, matamu di tutup dengan kain dan kamu harus menangkap salah satu diantara kita, dan kita membuatnya kamu menangkapku. Hap, kamu sukses menangkapku, aku telah membawakan sebuah kado untukmu. Kamu membuka mata, dan melihatku bersama kado untukmu.
“Selamat ulang tahun, sayangku cintaku muah-muahku. Semakin dewasa ya, langgeng sama aku hehe. Maaf yaa, dua hari ini aku cuekin kamu, ini bagian dari rencanaku sama anak-anak, janga sedih lagi yaaa” ucapku sambil memberikan kadonya
“Makasih sayang” hanya itu ucapmu, karna aku tau kamu terkejut dan menahan tangis haru yang akan pecah.
Ulang tahun kita berdekatan bukan? Ya, hari ini tanggal 1 Juni, tepat ulang tahunku yang ke 17. Namun, kamu sakit sayang, sehingga aku tak seberapa tertarik pada hari ini, namun, kamu memarahiku karna di hari yang bisa dibilang special bagiku ini aku bersedih. Tak taukah kamu bahwa sesungguhnya aku merindukanmu? Aku ingin menghabiskan hari ini bersamamu juga, yang ada disini hanya teman-teman kita.
Aku tak merayakan ulang tahunku ini secara mewah, hanya bersenang-senang bersama teman-temanku, walaupun tanpamu. Aku bermain kerumah teman kita, dan kita bercanda bersama. Mereka memberiku kejutan berupa kue tart besar yang diatasnya ada lilin bertuliskan angka 71, kebalikan dari angka 17. Tak kusangka hariku terasa lengkap, kamu memberikan surprise dan muncul dihadapanku dengan memakai baju yang aku beri dan kamu membawa sebuah kado untukku.
“Selamat tujuh belas tahun sayangku cintaku bebebku. Semakin dewasa dari sebelumnya, yang terbaik untukmu sayang. Setia disampingku yaa. Aku cinta kamu, sayangku” ucapmu sambil memberikan kadomu.
“Bagaimana bisa kamu ada disini? Kamu kan lagi sakit, kalau tambah parah gimana? Kamu kok nekat kesini siihh?” ucapku marah karna tak suka kamu meremehkan penyakit
“Masak pacarku ulang tahun aku tak menemaninya? Masak aku tak ada disisinya sedangkan dihari yang special untukku dia selalu ada disisiku? Tenanglah, aku sudah tak sakit kok”
Kisah kita memang indah, namun, tak selamanya indah bukan? Buktinya di hari jadi kita yang ke tiga bulan ini, kamu membuatku menangis. Entah masalah apa yang membuatmu sebegitu marahnya padaku, mungkin memang salahku, sayang.
Pada saat liburan kenaikan kelas, kelas kita mengadakan liburan ke Jogjakarta, yaa kota romantis, dan aku setuju dengan pendapat itu. Disana kita bermain dengan ombak di Prangtritis, aku menulis namamu di pasir pantai tersebut.
Saat perjalanan menuju candi Borobudur, kamu meminta teman dudukku untuk bertukar tempat sementara, dan disinilah kita, duduk berdua, melihat pemandangan lewat jendela, menautkan jemari menjadi satu, dan berbincang membahasa sesuatu yang tak penting.
Liburan kita di Jogjakarta hanya sebentar, namun kenangan yang tercipta sangatlah banyak. Penutup acara liburan ini adalah Pasar Marioboro, selama diperjalanan kamu menggenggam tanganku erat sekali. Disana kita membeli baju couple, sandal, dan barang-barang lainnya. Kita tak berlama-lama karena aku mendadak pusing.
Mungin liburan di Jogjakarta itulah akhir kenangan manis cerita kita, karena setelahnya kita selalu berantem, mempertengkarkan sesuatu yang tak penting. Pikiran kita sering tak sejalan, hati kita juga semakin sering dilanda curiga.
Dan pada akhirnya kamu menyerah untuk menyatukan pikiran dan hati kita untuk bersama. Kamu mengakhiri hubungan kita pada tanggal 25 Juli 2013, sehari sebelum kita menginjak empat bulan. Ketika janji dan ucapan manis tak pernah selamanya terbukti benar adanya, dan kamupun menyerah pada keadaan dan lebih memilih untuk mengakhiri hubungan kita. Ketika aku tak dapat mengucapkan bagaimana sakitnya perasaanku, hanya air matalah yang bercerita. Ketika aku seorang Viona Raihanun yang terbilang jarang sekali menangis menjadi lebih suka mengeluarkan air matanya. Mungkin akan lebih mudah jika seandainya kita tak punya setumpuk kenangan yang harus teringat setiap saat. Namun, bagaimanapun juga kenangan tersebut telah terbentuk.
Aku cinta kamu, sayang. Ray Pratama :’)

Maaf ini sebenernya curahan hati, tokoh yang ada dalam cerita itu bukanlah tokoh asli. nama yang tertera juga hanya nama khayalan saja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Cenat Cenut

Dulu waktu awal-awal aku jadi smesbles drama mini seri ini muncul. Dan selalu membuat 'booming' para 'Performance' *sebutan kelasku* gimana gak? orang mayoritas warganya SMASHBLAST walaupun gak dikit juga yg antis. Tapi, selalu di bikin bahan candaan, bahan debatan, dll. Cinta cenat cenut atau di singkat CCC ini waktu awal mulainya selalu di tunggu-tunggu, banyak banget anak yg update status gak sabar pengen liat drama mini seri ini. Bahkan, yang awalnya antis setelah nonton ccc beralih menjadi SMASHBLAST! Keren gak sih? Keren banget doonng :D . Dan, banyak banget yg mengikuti SM*SH maen di drama mini seri atau kalo gak gitu FTV, seolah-olah julukan SM*SH sebagai 'pioner' itu bener-bener terasa banget. Sayang, ccc cuma 13 episode, waktu episode terakhir aku sempet nangis sihh, tapi cuma bentar, toh katanya ccc 2 bakalan ada. Berbulan-bulan aku nantiin, tapi selalu dalam tahap project! Sampai pada sekitaran November ccc2 resmi tanyang pada tanggal 3 Desember 2011

Review : Tujuh Hari untuk Keshia

Tujuh Hari untuk Keshia. Adalah novel kesekian karya seorang Inggrid Sonya yang aku baca bahkan sejak cerita itu masih di Wattpad. Cerita yang mungkin bagi sebagian orang sad ending, namun bagiku cerita ini termasuk dalam kategori happy ending dan ending yang masuk akal. Kenapa gitu? Yaaa, karena pada endingnya, setiap tokoh dapat mengikhlaskan dengan tulus, dapat kembali lagi menjalani aktifitasnya. Dan masih tetap mencintai sosok Sadewa tanpa harus terpuruk lebih jauh lagi. Setiap tokoh sudah menemukan bahagianya masing-masing tanpa harus melupakan Sadewa. Happy ending bukan? Untuk perbedaan versi wattpad dan buku, jujur aku lebih suka versi wattpad hehehe. Abang Riverku banyak part di versi wattpad, dan berkat versi wattpad ini juga aku sehalu itu sama River sampe-sampe dulu kalo bingung mau curhat ke siapa, aku nulis curhatanku dan bikin seolah olah aku ngobrol sama River. Sehalu itu memang. Tapi, jujur kalo buat masalah jalan cerita, penokohan, dan kesan ajaib dari cerita ini

Aku Masih Menulis...

Aku masih menulis, Menulis tentang masa-masa yang telah aku tinggal jauh di belakang, Masih berangan tentang mawar yang aku usahakan untukmu, Masih berangan tentang binar matamu yang aku pikir hanya untukku kala itu, Masih berangan tentang bercerita di depan api unggun yang kamu nyalakan musim dingin itu. Aku masih menulis, Menulis tentang sinar pancaran matamu saat kamu bercerita, Menulis tentang indah garis lengkung bibirmu saat kamu tersenyum, Menulis tentang merdu suara tawamu saat kamu tertawa. Aku masih menulis, Menulis tentang kemungkinan-kemungkinan dunia paralel yang kamu ceritakan itu benar adanya, Menulis tentang kemungkinan di dunia paralel itu kita sedang mewujudkan impian-impian kita, Menulis tentang kemungkinan di dunia paralel itu kita saling bergerak tanpa ada rasa takut. Aku masih menulis, Menguatkan ingatanku yang mulai memburam tentang apa-apa tentangmu, Menguatkan bayangmu yang perlahan mulai menghilang, Menguatkan kisah-kisah yang kita pernah bakar h