Langsung ke konten utama

Our Story part 2 ♥


Malam ini, setelah kau mengakhiri hubungan kita, pertahanan tubuhku hancur. Seorang Viona yang biasanya tegar dan susah untuk menangis, mendadak menjadi orang yang sangat cengeng. Aku tak tau mengapa rasanya hatiku sebegini sakitnya, apakah kau juga merasakan hal yang sama? Apakah kau merasakan sakit yang kurasakan? Entahlah. Aku membuka kembali riwayat catatan chatting kita, kata-kata mesra hingga mempertengkarkan hal yang tak pentingpun masih tersimpan. Apakah ini semua karna keegoisanku? Apa karna sikapku yang terlalu manja hingga membuatmu dan diriku sama-sama lelah akan keadaan seperti ini? Entahlah.
Hari-hari pasca hubungan kita berakhir sangat mengenaskan bagiku, karna aku hanya bisa melamun dan memikirkan tentang semua kenangan kita yang telah terukir dan terpatri secara jelas dalam pikiran dan hatiku. Memang, kita masih tetap chattingan walau dalam status ‘mantan’ namun, tetap itu sangat terasa berbeda, seperti hari ini, saat aku merindukanmu, aku tak dapat mengungkapkan rasa rindu yang sangat bergejolak dalam hati ini. Akupun tak mendapat kata-kata mesra seperti dahulu, ah tidak, aku masih tetap mendapatkannya, saat kamu merasa merindukanku dan mengirimkan kata-kata yang sangat manis, jujur, aku sangat senang hari itu, ayahku yang ada di depanku menjadi sasaran kebahagiaan hatiku, aku melompat kearahnya dan menghambur dalam pelukannya, lalu kecupan kebahagiaan mendarat di pipinya.
Setelah lebaran, kita masih libur sekolah, dan teman-teman kita merindukan kunjungan kerumahku, merekapun datang ke rumahku. Suatu kejutan ketika kamu datang di tengah-tengah kami, aku terkejut, tidak, lebih tepatnya sangat terkejut. Aku masih tak menyangka kamu ada di depan mataku saat ini. Anak-anak ngajakin buat nonton di mall baru daerah kota kita, berhubung uang THR masih banyak jadi kita berangkat nonton bareng-bareng. Entahlah, aku hanya merasa seperti de javu, seperti film bioskop juga kenangan tentang kita berputar kembali dalam otakku, apalagi anak-anak tak ada hentinya membicarakan kita.
Entah bagaimana anak-anak mengatur situasi ini, aku tepat bersebelahan denganmu, kalau boleh jujur, keadaan ini amat sangat menyiksaku, membuat otak dan hatiku bekerja untuk memikirkan suasana dahulu saat aku masih bersamamu. Sial, mengapa selalu ketika berada didalam bioskop suasana dingin menyelimutiku? Aku tak tahan dengan keadaan seperti ini.
“Intan, apakah kau merasa kedinginan?” tanyaku
“Tidak, mengapa?”
“Bolehkah aku menggenggam tanganmu?”
Dia memperbolehkan dan aku menggenggam tangannya, bedanya antara tangannya dan tanganku 180 derajat, tangannya sangat hangat sedangkan tanganku dingin. Aku terkejut saat Intan bilang ke Ray bahwa aku kedinginan.
“Ray, bolehkah Viona meminjam jaketmu? Dia merasa kedinginan” ujar Intan
Reflek aku melepaskan genggaman tanganku dari tangan Intan dan bersedekap agar Ray tak mengetahui bahwa aku sedang kedinginan. Sialnya lagi, Intan hanya tertawa dan kembali fokus pada film. Jujur, aku tak mengetahui bagaimana jalan cerita film ini, yang kupaham hanya segolongan makhluk biru yang diinginkan oleh manusia jahat, jangan tanyakan aku mengapa yang kupaham hanya itu, karena konsentrasi terbagi antara mengingat kembali kenanganku bersama Ray, aku kedinginan, dan yang terakhir detak jantungku yang berdebar tak beraturan.
“Kau mau meminjam jaketku?” tanya Ray
“Tidak! Sepertinya kau juga kedinginan, pakai saja untukmu” ujarku
Seperti apa kataku dulu, bahwa Ray adalah seorang yang keras kepala, dia tetap melepaskan jaketnya dan menaruhnya dipangkuanku. Aku mengetahui bahwa dia sedang merasa kedinginan, jadi aku mengembalikannya. Terjadi perbedaan pendapat antara kita, hingga akhirnya kamu menyerah pada kata-kataku.
“Sudahlah, aku tak merasa kedinginan, ada Intan disisiku, kamu yang kedinginan, kalau sakit bagaimana? Jangan menyiksa diri!” ucapku sambil mengembalikan jaketnya.
Mulai dari situlah aku dan kamu akhirnya menjadi dekat dan tak merasakan rasa canggung lagi, semua hampir kembali seperti dulu. Kata-kata mesra berani kau kirimkan padaku, walaupun status kita belum naik menjadi ‘berpacaran’ kembali. Namun, hanya dekat denganmu seperti ini sudah sangat membuatku senang. Bersamamu adalah kebahagiaan tersendiri bagiku.
Aku ingat bagaimana kamu bilang bahwa kamu masih sayang kepadaku. Aku masih ingat saat kamu bilang bahwa cintamu masih di aku, saat tatapan matamu hanya tertuju padaku. Hari ini tepat tanggal 26 Agustus 2013 harusnya itu menjadi hari jadi kita yang ke lima bulan, andaikan saja aku tidak mementingkan egoisku, andaikan saja aku mau sedikit mengalah padamu saat itu, mungkin kita akan tetap bersama bukan?
“Selamat malem sayangku cintaku bebebku muahmuahku. Have a nice dream yaa. Aku mencintaimu selalu. Happy failed Anniversary sayang” itulah chatmu kepadaku yang sukses membuatku mimpi indah.
Saat ini aku menyukai lagu dari band Amerika bernama A Rocket to the Moon, apalagi yang berjudul ‘Baby Blue Eyes’ aku sangat menyukainya, dan kaupun tertular virusku dan menyukai lagu itu. Sore ini, saat anak-anak akan beranjak pulang kau menyempatkan untuk menyanyikannya lagu Baby Blue Eyes tadi untukku, dan kau menatap kedua bola mataku. Senang? Jangan tanyakan! Jelas sekali aku merasakan kebahagiaan ini.
Kebahagiaan ini tak bertahan lama. Kau mengenalnya, gadis itu memang seribu kali lebih baik daripada aku, seribu kali lebih cantik daripada aku, dan mungkin seribu kali lebih bisa membuatmu bahagia. Mungkin dia adalah seorang primadona sekolah yang sangat diidam-idamkan para cowok disekolah kita.
Kau kembali membuatku menangis, ya benar apa kata teman kita bahwa satu-satunya orang yang sukses membuatku menangis adalah dirimu. Aku belum siap kehilangan dirimu, sayang. Aku masih ingin merasakan hangatnya genggaman tanganmu saat aku tertidur di kelas. Aku masih ingin merasakan tatapan matamu yang hanya untukku. Aku masih ingin merasakan senyuman manismu itu hanya untukku. Aku masih ingin merasakan nyanyianmu hanyalah untukku. Hanya untukku.
Bagaimanapun, itu tak mungkin terjadi lagi bukan? Kisah tentang kita benar-benar telah berakhir saat ini, sejak kau mengenal dia. Rasa cintamu menguap begitu saja dan tergantikan olehnya. Aku sedih, sakit hati, dan kecewa. Sedih karena sebelum kamu mengenal dia kamu masih mencintaiku dan beberapa hari sebelum kamu mengenalnya kamu menyanyikanku lagu ‘Baby Blue Eyes’ itu dan kamu menjanjikanku akan menyanyikanku kembali. Sakit hati karena mengapa secepat itu kamu melupakan tentang kenangan kita? Mengapa secepat itu kamu menghilangkan rasamu padaku sedangkan aku disini sangat susah untuk melupanmu? Entahlah. Kecewa karena perasaanku sepertinya tak akan pernah terbalaskan lagi.
Air mata ini yang selalu menemaniku selama tiga hari berturut-turut, rasa sakit, kenangan, dan semua kata-kata manis itu selalu berputar-putar dalam otakku. Entahlah, baru keadaan inilah aku merasakan benar-benar ‘putus’ darimu. Mataku selalu sembab dan aku menjadi sedikit pendiam. Saat dirumahpun aku hanya berada didalam kamar dan berada dibalik selimut sambil mendengarkan lagu A Rocket to the Moon yang berjudul “Like We Used to” berulang-ulang kali. Sepertinya lagu itu sesuai dengan keadaanku saat ini.
Jika waktu dapat berputar, aku ingin memutar waktu dan kembali disaat kamu belum mengenal dia dalam hidupmu. Jika aku dapat memutar waktu, aku ingin kembali disaat kita sebelum putus, sehingga aku bisa untuk tidak memikirkan keegoisanku saja. Jika waktu dapat berputar, aku ingin kembali disaat kita belum berkenalan. Seandainya saja itu dapat terjadi, sayangnya semua itu takkan mungkin terjadi. Mungkin kalimat “yang jauh itu masa lalu” benar adanya, karena bagaimanapun kita takkan mungkin kembali ke masa lalu. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Cenat Cenut

Dulu waktu awal-awal aku jadi smesbles drama mini seri ini muncul. Dan selalu membuat 'booming' para 'Performance' *sebutan kelasku* gimana gak? orang mayoritas warganya SMASHBLAST walaupun gak dikit juga yg antis. Tapi, selalu di bikin bahan candaan, bahan debatan, dll. Cinta cenat cenut atau di singkat CCC ini waktu awal mulainya selalu di tunggu-tunggu, banyak banget anak yg update status gak sabar pengen liat drama mini seri ini. Bahkan, yang awalnya antis setelah nonton ccc beralih menjadi SMASHBLAST! Keren gak sih? Keren banget doonng :D . Dan, banyak banget yg mengikuti SM*SH maen di drama mini seri atau kalo gak gitu FTV, seolah-olah julukan SM*SH sebagai 'pioner' itu bener-bener terasa banget. Sayang, ccc cuma 13 episode, waktu episode terakhir aku sempet nangis sihh, tapi cuma bentar, toh katanya ccc 2 bakalan ada. Berbulan-bulan aku nantiin, tapi selalu dalam tahap project! Sampai pada sekitaran November ccc2 resmi tanyang pada tanggal 3 Desember 2011

Review : Tujuh Hari untuk Keshia

Tujuh Hari untuk Keshia. Adalah novel kesekian karya seorang Inggrid Sonya yang aku baca bahkan sejak cerita itu masih di Wattpad. Cerita yang mungkin bagi sebagian orang sad ending, namun bagiku cerita ini termasuk dalam kategori happy ending dan ending yang masuk akal. Kenapa gitu? Yaaa, karena pada endingnya, setiap tokoh dapat mengikhlaskan dengan tulus, dapat kembali lagi menjalani aktifitasnya. Dan masih tetap mencintai sosok Sadewa tanpa harus terpuruk lebih jauh lagi. Setiap tokoh sudah menemukan bahagianya masing-masing tanpa harus melupakan Sadewa. Happy ending bukan? Untuk perbedaan versi wattpad dan buku, jujur aku lebih suka versi wattpad hehehe. Abang Riverku banyak part di versi wattpad, dan berkat versi wattpad ini juga aku sehalu itu sama River sampe-sampe dulu kalo bingung mau curhat ke siapa, aku nulis curhatanku dan bikin seolah olah aku ngobrol sama River. Sehalu itu memang. Tapi, jujur kalo buat masalah jalan cerita, penokohan, dan kesan ajaib dari cerita ini

Aku Masih Menulis...

Aku masih menulis, Menulis tentang masa-masa yang telah aku tinggal jauh di belakang, Masih berangan tentang mawar yang aku usahakan untukmu, Masih berangan tentang binar matamu yang aku pikir hanya untukku kala itu, Masih berangan tentang bercerita di depan api unggun yang kamu nyalakan musim dingin itu. Aku masih menulis, Menulis tentang sinar pancaran matamu saat kamu bercerita, Menulis tentang indah garis lengkung bibirmu saat kamu tersenyum, Menulis tentang merdu suara tawamu saat kamu tertawa. Aku masih menulis, Menulis tentang kemungkinan-kemungkinan dunia paralel yang kamu ceritakan itu benar adanya, Menulis tentang kemungkinan di dunia paralel itu kita sedang mewujudkan impian-impian kita, Menulis tentang kemungkinan di dunia paralel itu kita saling bergerak tanpa ada rasa takut. Aku masih menulis, Menguatkan ingatanku yang mulai memburam tentang apa-apa tentangmu, Menguatkan bayangmu yang perlahan mulai menghilang, Menguatkan kisah-kisah yang kita pernah bakar h