Langsung ke konten utama

Pelukis bahagia atau Penghancur rasa?



Mencintaimu itu sulit. Rumit.
Menyayangimu lebih menyakitkan dari ini.
Aku tak tau bagaimana mungkin aku bisa bertahan sampai saat ini.
Aku tak tau bagaimana ceritanya aku masih sanggup bernafas hari ini.
Kau bersamanya.
Aku tau. Aku mengerti. Dan aku paham.
Kau terlalu dekat dalam jarak pandangku.
Apa yang dia miliki dan tak aku miliki?
Aku ingin kau mengerti keadaanku sekali saja.
Aku ingin kau dengarkanku sekali ini saja.
Hanya sekali saja.
Izinkan aku untuk mengatakan padamu.
Aku bahagia jika kau bahagia.
Sesederhana itulah rasaku padamu.
Namun, rasaku padamu tak pernah sederhana.
Rasaku padamu sempurna.
Sesempurna cinta yang tak ternoda.
Sesempurna matahari yang akan terbit dan akan tenggelam di ujung pantai.
Aku rasa penantianku ini tak pernah ada ujungnya.
Aku benci keadaan ini.
Sia-siakah aku menjaga satuan cinta yang sempurna ini hanya untukmu?
Mengapa kau tak melihatnya? Mengapa kau tak merasakannya?
Mengapa aku merasa kau seperti akan menghancurkannya?
Pahamilah sayang, semua rasa ini hanya untukmu.
Namun, jika bahagiamu adalah dia, jika senyummu tercipta untuknya,
Dan hanya jika rasamu hanya miliknya.
Izinkan aku untuk mengatakan terakhir kalinya
Bahwa rasa cintaku yang tersusun rapi ini hanya untukmu. Dan akan selalu menjadi milikmu.
Kau bahagia dengannya.
Aku bahagia melihatmu bahagia.
Sederhana bukan?
Ya, bahagiaku hanya ketika kau bahagia.
Karena, aku mencintaimu. Bintang pribadiku. Pelukis bahagiaku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review : Tujuh Hari untuk Keshia

Tujuh Hari untuk Keshia. Adalah novel kesekian karya seorang Inggrid Sonya yang aku baca bahkan sejak cerita itu masih di Wattpad. Cerita yang mungkin bagi sebagian orang sad ending, namun bagiku cerita ini termasuk dalam kategori happy ending dan ending yang masuk akal. Kenapa gitu? Yaaa, karena pada endingnya, setiap tokoh dapat mengikhlaskan dengan tulus, dapat kembali lagi menjalani aktifitasnya. Dan masih tetap mencintai sosok Sadewa tanpa harus terpuruk lebih jauh lagi. Setiap tokoh sudah menemukan bahagianya masing-masing tanpa harus melupakan Sadewa. Happy ending bukan? Untuk perbedaan versi wattpad dan buku, jujur aku lebih suka versi wattpad hehehe. Abang Riverku banyak part di versi wattpad, dan berkat versi wattpad ini juga aku sehalu itu sama River sampe-sampe dulu kalo bingung mau curhat ke siapa, aku nulis curhatanku dan bikin seolah olah aku ngobrol sama River. Sehalu itu memang. Tapi, jujur kalo buat masalah jalan cerita, penokohan, dan kesan ajaib dari cerita ini...

Aku Masih Menulis...

Aku masih menulis, Menulis tentang masa-masa yang telah aku tinggal jauh di belakang, Masih berangan tentang mawar yang aku usahakan untukmu, Masih berangan tentang binar matamu yang aku pikir hanya untukku kala itu, Masih berangan tentang bercerita di depan api unggun yang kamu nyalakan musim dingin itu. Aku masih menulis, Menulis tentang sinar pancaran matamu saat kamu bercerita, Menulis tentang indah garis lengkung bibirmu saat kamu tersenyum, Menulis tentang merdu suara tawamu saat kamu tertawa. Aku masih menulis, Menulis tentang kemungkinan-kemungkinan dunia paralel yang kamu ceritakan itu benar adanya, Menulis tentang kemungkinan di dunia paralel itu kita sedang mewujudkan impian-impian kita, Menulis tentang kemungkinan di dunia paralel itu kita saling bergerak tanpa ada rasa takut. Aku masih menulis, Menguatkan ingatanku yang mulai memburam tentang apa-apa tentangmu, Menguatkan bayangmu yang perlahan mulai menghilang, Menguatkan kisah-kisah yang kita pernah bakar h...

Tentang Aku dan Kamu

Teruntuk sang kekasih, Kamu mungkin nanti tak akan melihatku bingung memilih satu baju dengan baju lainnya, atau satu tas dengan tas lainnya. Tapi, kamu akan menemukanku bingung antara satu judul buku dengan judul lainnya. Memilih buku dari penulis favoritku atau buku dengan sinopsis yang menarik hatiku. Kamu mungkin tak akan melihatku bersemangat mendatangi konser salah satu grup idolaku, karena kamu dan aku sama-sama tahu bahwa orang tuaku tak akan merestui. Tapi, kamu akan melihatku bersemangat dengan talkshow dari salah satu penulis favoritku, penulis-penulis hebat yang melahirkan banyak karakter yang membuatku mencinta. Kamu mungkin tak akan melihatku bersemangat memasuki pusat perbelanjaan. Karena tempat itu selalu sukses membuatku lelah terlebih dahulu. Tapi, kamu mungkin akan melihatku tak pernah lelah untuk berjalan sepanjang jalan malioboro, menikmati perjalanan jauh untuk mencapai pantai yang tenang, atau bahkan mengelilingi kota Jogja. Kamu mungkin akan menemu...