Secangkir kopi,
Dengan ditemani gugusan bintang,
Menjadi peneman suasana malam yang sendu,
Sama seperti hatiku,
Yang mulai merasakan rindu.
Luapan rasa ini tak terbendung,
Jatuh dan menghujani tanpa ampun,
Membuat rasa kopi semakin pahit,
Menambah nikmat suasana yang tenang.
Teruntuk sang pemilik rindu,
Sudahkah angin menyampaikan pesanku?
Sudahkah angin membisikkan teriakanku?
Jika sudah,
Maka aku berharap kamu mengetahuinya,
Tanpa perlu membalas,
Aku tidak seserakah itu,
Cukup kamu mengetahui,
Bahwa di kota ini,
Di jarak yang memakan ratusan kilometer ini,
Dengan ditemani secangkir kopi dan indahnya gugusan bintang,
Aku merasakan rindu,
Yang selalu tertuju padamu,
Hanya kamu.
Dengan ditemani gugusan bintang,
Menjadi peneman suasana malam yang sendu,
Sama seperti hatiku,
Yang mulai merasakan rindu.
Luapan rasa ini tak terbendung,
Jatuh dan menghujani tanpa ampun,
Membuat rasa kopi semakin pahit,
Menambah nikmat suasana yang tenang.
Teruntuk sang pemilik rindu,
Sudahkah angin menyampaikan pesanku?
Sudahkah angin membisikkan teriakanku?
Jika sudah,
Maka aku berharap kamu mengetahuinya,
Tanpa perlu membalas,
Aku tidak seserakah itu,
Cukup kamu mengetahui,
Bahwa di kota ini,
Di jarak yang memakan ratusan kilometer ini,
Dengan ditemani secangkir kopi dan indahnya gugusan bintang,
Aku merasakan rindu,
Yang selalu tertuju padamu,
Hanya kamu.
Komentar
Posting Komentar